Perubahan kurikulum membawa karakter masing-masing dalam pembelajaran. Demikian model pembelajaran yang diterapkan kurikulum baru. Pendidik pasti kenal dengan model-model pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran. Kurikulum ini merupakan pembaharuan ke arah yang lebih baik.
Pendidik sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan perlu menguasai penerapan model pembelajaran, melakukan perubahan, dan pengembangan keterampilan mendidik. Model pembelajaran perlu diperhatikan oleh pendidik karena model pembelajaran adalah kunci terlaksananya proses pembelajaran. Terdapat hal penting yang perlu diketahui pendidik antara pendekatan, model, metode, serta strategi pembelajaran. Tujuan model pembelajaran pada kurikulum menitikberatkan dalam proses pembelajaran yang lebih berbobot dan bermakna. Saatnya Pendidik meninggalkan pembelajaran konvesional dan menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif sehingga menjadikan kelas lebih hidup.
Peserta didik sebagai sentral utama dalam proses pembelajaran, ini meningkatkan aktifitas belajar menjadi lebih senang dan gembira, tidak mudah bosan di kelas. Pembelajaran jadi lebih aktif dan lebih hidup karena peserta didik menjadi sentral utama, dimana lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Pembelajaran menjadi lebih inovatif bagi peserta didik khususnya dan umumnya bagi sekolah.
Pembelajaran menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan salah satu upaya menciptakan suasana dan pelayanan mengenai kemampuan, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terciptanya interaksi yang baik antar pendidik dan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik.
Dalam pembelajaran dibutuhkan sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan langkah-langkah proses pembelajaran yang direncanakan. Sependapat dengan Suprihatiningrum (2013, hlm. 145) menyatakan bahwa model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran secara sistematis untuk mengelola pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan beelajar yang diinginkan.
Model pembelajaran didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapa tujuan pembelajaran yang diinginkan dan berfungsi sebagai pedoman rancangan pelaksanaan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik di setiap kompetensi dasar. Model pembelajaran perlu dipilah karena tidak semua model pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar dan kebutuhan peserta didik. Dalam artikel ini saya menyajikan salah satu model pembelajaran yang ingin disampaikan yaitu model pembelajaran Discovery Learning.
Hanafiah (2012, hlm.77) menyatakan bahwa model pembelajaran discovery learning merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Pendidik sebagai fasilitator berkewajiban dalam merancang pembelajaran dan menerapkannya di dalam kelas. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang inovatif yang memiliki langkah dalam persiapannya seperti persiapan, pelaksanaan, dan penilaian. Model ini memiliki langkah-langkah pembelajaran yaitu stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengelolaan data, pembuktian, dan menarik kesimpulan.
Pada tahap pertama dalam proses pelaksanaan pembelajaran model discovery learning yaitu stimulus atau pemberian rangsangan. Di tahap ini peserta didk diberikan suatu proses seperti video atau gambar yang menimbulkan keingintahuan peserta didik sehingga peserta didik ingin tahu lebih lanjut apa yang sedang dipelajarinya. Pendidik perlu melakukan ini agar peserta didik memiliki keinginan untuk menyelidiki sendiri baik individu dan kelompok, disamping itu pendidik perlu mengajukan pertanyaan, anjuran membaca bahan ajar, dan aktivitas belajar yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Fungsi tahap ini yatu menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan peserta didik untuk mengeksplorasi.
Tahap ke dua yaitu identifikasi masalah, kegiatan ini peserta didik memiliki t ugas untuk mengidentifikasi masalah yang diberikan pendidik untuk dipecahkan. Pada identifikasi peserta didik perlu dilatih membuat hipotesis. Pendekatan ilmiah diterapkan di kegiatan ini melatih peserta didik untuk mandiri menyelesakan masalah.
Tahap ke tiga pada model ini adalah pengumpulan data. Kegiatan ini peserta didk mengeksplorasi dan mengumpulkan data-data yang dapat ditemukan. Peserta didk perlu mencari informasi yang berkatan dengan masalah untuk dikumpulkan menjadi data, sehingga peserta didik dapat membuktikan hipotesis yang dibuat. Pendidik memberikan kesempatan untuk peserta didik untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, sesuai kajian literatur, mengamati objek (observasi), wawancara narasumber, melakukan uji coba dan lainnya.
Tahap ke empat yaitu mengelola data. Semua informasi yang telah diperoleh peserta didik diolah, diklasifikasikan, bahkan bila perlu dihitung sehingga terciptkan data yang benar-benar relevan. Pendidik melatih serta membimbing peserta didik untuk menata data sehingga memperoleh data yang valid.
Tahap ke lima adalah pembuktian, pada tahap ini peserta didik melakukan pembuktian secara cermat. Pembuktian ini bertujuan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, kreatif, dan aktif. Pendidik perlu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menemukan konsep, teori, aturan, atau pemahaman yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sebaga contoh-contoh yang sering dijumpai dalam kehidupan. Di sini peserta didik perlu mengaitkan materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan.
Tahap ke enam pembelajaran dalam model ini yaitu menarik kesimpulan. Kegiatan ini adalah proses menarik suatu kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum. Berdasarkan hasil pebuktian maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setiap peserta didik atau kelompok akan menghasilkan kesimpulan yang sama atau berbeda. Pendidk perlu melakukan konfirmasi sehingga perbedaan pendapat dapat disatukan dan pemahaman peserta didik dapat dipadukan. Kurikulum mengembangkan model pembelajaran yang inovatif seperti discovery learning, promblem based learning, dan project based learning. Masing-masing model pembelajaran memiliki kelebihan daan kekurangan. Hal yang penting bagi pendidik yaitu memahami, menerapkan, dan mengembangkan model pembelajaran menjadi proses pembelajaran menjadi efektif dan sesua dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pendidik perlu melakukan inovasi dalam penerapan model pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter peserta didik serta sarana prasarana yang ada serta dukungan dari pihak kepala sekolah dan rekan sejawat juga sangat diperlukan.
(Lilis Pujianti, S.Pd)